Selasa, 19 Oktober 2010

nie

KASUS 1

Pembagian tugas secara efektif kadang-kadang tidak layak secara ekonomis pada bisnis kecil. Berikan pendapat anda mengenai pernyataan tersebut !

KASUS 2

Ketika anda ke bioskop. Anda membeli tiket yang sudah diberi nomor dari loket atau kasir. Tiket tersebut kemudian diberikan ke orang lain di pintu masuk bioskop. Ketidak beraturan jenis apa yang ingin dihindari oleh bioskop? Pengendalian apa yang digunakannya untuk menghindari ketidak beraturan tersebut? resiko dan pajanan apa yang dapat anda identifikasi?




jawaban:



KASUS 1
menurut saya bisnis kecil merupakan usaha non formal yang biasanya anggota dan cara pengelolaannya bersifat kekeluargaan. pembagian tugas ini sudah efektif tetapi kurang ekonomis karena usaha ini terlalu banyak memperkerjakan banyak orang ,agar terlihat lebih ekonomis kita dapat menggunakan cara rangkap kerja


KASUS 2


Pada kasus ini tindakan percaloan dilakukan oleh oknum-oknum yang mencari keuntungan dengan menjual tiket yg sudah mereka beli dengan harga yg lebih tinggi hal ini menyebabkan para konsumen merugi karena tiket yg tersedia kemungkinan sudah banyak dibeli para calo dan mau tidak mau kita harus membelinya dari seorang calo.

Alasan percaloan terjadi, pertama seperti yang kita ketahui system yang digunakan untuk membeli tiket adalah system antrian dengan memakai asas FIFO (first in first out) dan biasanya efek dari system ini menyebabkan antrian yang menumpuk/memanjang,situasi ini benar-benar dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu untuk memudahkan mendapatkan tiket tanpa harus bersusah payah untuk mendapatkan tiket.kedua, calo dapat menjual tiket dari harga normal dan mendapat keuntungan yang cukup banyak dari harga normal yang sudah tersedia.

Pengendalian yang harus dilakukan pada kasus ini dengan membuat aturan-aturan yang cukup tegas,seperti memperketat keamanan dibioskop sehingga tidak memberi calo ruang untuk menjual tiket-tiket tersebut dan memberi sangsi yang bisa membuat para calo kapok.

Resiko yang biasa terjadi adalah tidak semua calo dapat mempermudah cara mendapatkan tiket kadang-kadang mereka menjual tiket palsu dan hal itu sangat merugikan para pembeli.

Selasa, 12 Oktober 2010

Studi Kasus PT. Maju

sebagai Berikut :

• Kas : 6.000.000

• Piutang : 2.000.000

• Perlengkapan Kantor : 3.000.000

• Peralatan Kantor : 4.000.000

• Pendapatan Bunga : 3.000.000

• Tanah : 5.000.000

• Hutang Usaha : 5.000.000

• Sewa dibayar dimuka : 1.500.000

• Modal Maju : 6.000.000

• Pendapatan komisi : 11.000.000

• Hutang Gaji : 2.000.000

• Biaya Iklan : 1.000.000

• Biaya Listrik : 2.500.000

• Prive Maju : 2.000.000



Diketahui Data – data keuangan PT. Maju Per 31 Desember 2001





studi kasus pt.maju

Diketahui Data keuangan PT. Maju Per 31 Desember 2001

sebagai Berikut :

• Kas : 6.000.000

• Piutang : 2.000.000

• Perlengkapan Kantor : 3.000.000

• Peralatan Kantor : 4.000.000

• Pendapatan Bunga : 3.000.000

• Tanah : 5.000.000

• Hutang Usaha : 5.000.000

• Sewa dibayar dimuka : 1.500.000

• Modal Maju : 6.000.000

• Pendapatan komisi : 11.000.000

• Hutang Gaji : 2.000.000

• Biaya Iklan : 1.000.000

• Biaya Listrik : 2.500.000

• Prive Maju : 2.000.000








sebagai Berikut :

• Kas : 6.200.000

• Piutang Dagang : 2.240.000

• Hutang Dagang : 1.800.000

• Perlengkapan Kantor : 265.000

• Bunga dibayar dimuka : 50.000

• Peralatan Kantor : 6.600.000

• Hutang Wesel : 3.000.000

• Modal PT. Makmur : 10.000.000

• Pendapatan Komisi : 5.700.000

• Pendapatan Sewa : 180.000

• Biaya Perlengkapan : 3.900.000

• Biaya Pemeliharaan : 80.000

• Biaya Iklan : 395.000

• Sewa dibayar dimuka : 900.000

• Biaya Telepon : 50.000









Laporan laba rugi....

PT MAKMUR
Laporan Laba Rugi
per 31 Desember 2002
Pendapatan :
Pendapatan Komisi Rp 5.700.000
Pendapatan Sewa Rp 180.000 +
Jumlah Pendapatan Rp 5.880.000

Biaya-biaya :
Biaya Perlengkapan Rp 3.900.000
Biaya Pemeliharaan Rp 80.000
Biaya Iklan Rp 395.000
Biaya Telepon Rp 50.000 +
Jumlah Biaya-biaya Rp 4.425.000 -

Laba bersih Rp 1.455.000




PT MAKMUR
Laporan Perubahan Modal
per 31 Desember 2002
Modal Awal PT Makmur Rp 10.000.000
Laba Bersih Rp 1.455.000+

Modal Akhir Rp 11.455.000




PT MAKMUR
Neraca
per 31 Desember 2002
Aktiva
Aktiva Lancar :
Kas Rp 6.200.000
Piutang Dagang Rp 2.240.000
Perlengkapan Kantor Rp 265.000
Bunga dibayar dimuka Rp 50.000
Sewa dibayar dimuka Rp 900.000 +
Total Aktiva Lancar Rp 9.655.000

Harta Tetap :
Peralatan Kantor Rp 6.600.000 +

Total Harta Tetap & Lancar Rp 16.255.000

Utang dan Modal
Utang :
Utang Dagang Rp 1.800.000
Utang Wesel Rp 3.000.000 +

Total Utang Rp 4.800.000

Modal :
Modal PT Makmur Rp 11.455.000 +



Total Utang & Modal Rp 16.255.000


PT MAJU
Laporan Laba Rugi
per 31 Desember 2001
Pendapatan :
Pendapatan Komisi Rp 11.000.000
Pendapatan Bunga Rp 3.000.000 +
Jumlah Pendapatan Rp 14.000.000

Biaya-biaya :
Biaya Iklan Rp 1.000.000
Biaya Listrik Rp 2.500.000 +
Jumlah Biaya-biaya Rp 3.500.000 -

Laba bersih Rp10.500.000




PT MAJU
Laporan Perubahan Modal
per 31 Desember 2001
Modal Awal PT Maju Rp 6.000.000
Laba Bersih Rp 10.500.000 +
Rp 16.500.000
Pengambilan Prive Maju Rp 2.000.000 -
Modal Akhir Rp 14.500.000



PT MAJU
Neraca
per 31 Desember 2001
Aktiva
Aktiva Lancar :
Kas Rp 6.000.000
Piutang Rp 2.000.000
Perlengkapan Kantor Rp 3.000.000
Sewa dibayar dimuka Rp 1.500.000 +
Total Aktiva Lancar Rp 12.500.000

Harta Tetap :
Peralatan Kantor Rp 4.000.000
Tanah Rp 5.000.000 +

Total Harta Tetap&Lancar Rp 21.500.000

Utang dan Modal
Utang :
Utang Gaji Rp 2.000.000
Utang Usaha Rp 5.000.000 +

Total Utang Rp 7.000.000

Modal :
Modal PT Maju Rp 14.500.000 +



Total Utang & Modal Rp 21.500.000